Sabtu, 05 Januari 2013

Renungan


Lembaran kertas putih yang polos merasa tak nyaman ketika mendapati dirinya baru saja keluar dari pabrik. Ia merasa bingung dengan kenyataan dirinya. Tidak ada garis, tidak ada tulisan, tidak ada warna apa pun kecuali putih..putih..dan putih... ya..putih polos. Tapi, wujudnya sama seperti yang lain berbentuk buku..ya..benar sekali..buku putih polos tepatnya.
“Wah..kenapa aku beda dengan kalian?” tanya si buku putih polos ke lembaran buku tulis yang lain.
“Beda gimana?” sergah salah satu buku tulis bergaris.
“Iya. Coba perhatikan, kamu tercetak dengan garis-garis teratur. Ada yang kotak-kotak. Yang lainnya lagi bahkan ada yang tertulis dengan huruf berwarna disertai kartun lucu,” ucap buku polos bersemangat.  
“Sementara aku? Boro-boro kartun lucu, satu garis pun tak ada yang hinggap!” tambah si buku polos menggugat.  
“Jadi, kamu tak terima?” tanya buku bergaris teratur, lembut. 
“Tentu saja! Ini tidak adil!” sergah si buku polos begitu spontan.   
        Semuanya terdiam. Semua jenis buku tulis mulai menjauh dan jaga jarak dengan buku putih polos. Mereka khawatir kalau ketidakpuasan bukan sekadar gugatan, tapi berubah jadi tindakan. Sampai pada akhirnya... Seorang anak manusia mengambil buku polos dengan tangan kecilnya. Lembaran buku putih polos, tak bergaris dan berwarna itu pun dipandangi sang anak begitu tajam. Entah apa yang dilakukan, beberapa menit kemudian, buku polos itu tak lagi putih sepi. Ia sudah berubah menjadi halaman penuh warna. Ada goresan merah, hijau, biru, kuning, dan berbagai perpaduan warna lain.Ketika buku itu ditinggalkan sang anak, beberapa buku lain datang menghampiri. Semua terperanjat. Karena lembaran yang semula polos, kini berubah menjadi bentuk lukisan penuh warna. 
      “Aih indahnya!” gumam semua buku tulis begitu kagum.  
      Saat itulah, sang buku polos sadar. Selama ini, ia salah. Kepolosannya tanpa garis bukan bentuk penghinaan terhadap dirinya. Bukan juga ketidakadilan. Tapi, karena ia akan menjadi wadah berbagai goresan warna seni yang akan membentuk karya indah. 
      “Ah, aku ternyata buku gambar!” ucap si buku polos akhirnya.
       Hidup ini penuh warna. Hampir tak ada yang sama pada ciptaan Allah. Walaupun, masih sama-sama manusia. Ada yang kaya, cukup, dan kurang. Ada yang cantik, tampan, ada pula yang biasa saja. Ada yang berhasil dan sukses, tidak sedikit yang merasa gagal.   Tidak jarang, seorang anak manusia mengambil pandangan dari sudut yang sempit. Bahwa, kegagalan adalah sebuah ketidakberdayaan. Bahwa, belum tampaknya peluang-peluang berkarya adalah ketidakadilan. Hingga, jauhnya jodoh buat para lajang merupakan sebuah hukuman.
       Cermati dan pelajari. Karena boleh jadi, di balik kegagalan ada rahasia kesuksesan. Di balik sempitnya peluang, ada ujian kemampuan. Di balik lajang yang berkepanjangan, ada pendidikan kemandirian. Dan di balik kertas polos, ada peluang warna-warni keindahan goresan kehidupan.
Keep istiqomah and smile...^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar